Dan keinginan itu berlalu terseret waktu, tidak terhenti, namun tidak juga menunggu. Seperti arakkan senja yang tega membungkam sekelumit jingga. Rasa itu empedu, pahit, pekat dan menghanguskan jantung mimpi
Ketika rona jingga itu tersekap. Yang ada hanyalah gelap. Seperti tirai keranda pembungkus kematian. Dan benar rasa itu sungguh mati. Kehilangan denyut harapan, yang ada hanya kaku dan beku
Lantunan mimpi tinggal mimpi. Sederetan asa itu sia-sia. Sendiri itu akan abadi
0 komentar:
Posting Komentar
hello